Go Green

Lestarikan Lingkungan dengan Penghijauan

penghijauan
Adanya berbagai perubahan kondisi dan kualitas lingkungan tentunya akan bisa berpengaruh buruk terhadap manusia. Beragam bentuk kerusakan lingkungan, seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan menurunnya kualitas lingkungan akibat bencana alam, banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis air bersih. Hal ini lama kelamaan akan dapat berdampak global pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan masyarakat sendiri.
Manusia memang terkadang tenggelam dalam rangkaian kegiatan yang terlalu berlebihan dan tidak memperhatikan kepentingan lainnya. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan, telah mengakibatkan kemerosotan kualitas lingkungan yang begitu parah. Hal ini hendaklah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam menata kembali wilayah Indonesia dari segala bentuk berbagai kerusakan lingkungan, disamping menciptakan dan membangun budaya masyarakat dalam berwawasan lingkungan.
Dalam konteks ini, tidaklah berlebihan jika gerakan ramah lingkungan pun bisa kembali digalakkan melalui Pemerintah Daerah (Pemda) kepada masyarakat secara menyeluruh. Sebab, dalam rangka menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, sangatlah perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat sendiri. Berbagai bencana alam yang sering melanda sebagian wilayah di negara kita pada dasarnya merupakan akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan.
Masalah lingkungan, seperti bencana banjir, bencana kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan, masalah sampah, dan meningkatnya kadar polusi udara merupakan masalah lingkungan yang bukan tergolong sepele. Betapa tidak? Sebab, tidak terselesaikannya atau berlarut-larutnya masalah lingkungan akan menghancurkan potensi pemenuhan generasi mendatang.
Pembangunan di berbagai daerah di Indonesia hendaklah bisa memperhatikan ekosistem di sekitarnya. Janganlah, eksistensi lingkungan dikesampingkan oleh dalih penataan kota tanpa menghiraukan kelestarian dan kenyamanan lingkungannya.
Menyikapi hal ini, sebagai rakyat Indonesia dan anggota masyarakat yang cinta lingkungan, paling tidak kita secara moral (etika) bisa ikut berpartisipasi pada setiap program yang berkait dengan kelestarian lingkungan hidup yang dicanangkan oleh pemerintah.
Galakkan penghijauan
Upaya dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan, tidaklah hanya mengandalkan pemerintah saja, namun lebih jauh masyarakat pun mempunyai peranan penting dalam upaya mewujudkan hal itu. Di antaranya yaitu dengan pola pendidikan melalui berbagai penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya menata dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
Membangun kesadaran masyarakat yang mempunyai wawasan lingkungan yang luas merupakan “pilar” dalam menjaga kondisi lingkungan benar-benar jauh dari berbagai sumber pengrusakan dan pencemaran lingkungan. Sebab, pada dasarnya masalah lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan manusia itu sendiri.
Dengan pola pendidikan, melalui institusi pendidikan ataupun dengan penyuluhan langsung ke masyarakat dengan secara sungguh-sungguh akan terciptalah akar budaya masyarakat yang mempunyai kesadaran lingkungan yang tinggi. Artinya, etika lingkungan akan menjadi pondasi dalam setiap pembangunan di Indonesia.
Dengan etika lingkungan, kita tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi lingkungan juga akan membatasi tingkah laku dan upaya mengendalikan segala bentuk kegiatan pembangunan agar tetap berada dalam batas-batas kepentingan lingkungan hidup kita.
Masyarakat yang berwawasan lingkungan dengan etika atau moral lingkungan yang tinggi benar-benar dibutuhkan dalam setiap pembangunan di Indonesia. Tak terkecuali adanya penegakan hukum lingkungan secara tegas dan terarah. Lebih jauh, dengan mengacu pada hal tersebut setidaknya wawasan lingkungan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengarah pada pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Masalah lingkungan, seperti halnya banjir, tanah longsor dan kelangkaan air bersih yang sering terjadi di sebagian wilayah di Indonesia, memang merupakan permasalahan global. Bukan saja menimpa Indonesia, namun di negara-negara lain pun juga ikut merasakan. Walaupun sering dilanda banjir di musim penghujan, Indonesia dalam waktu tertentu juga mengalami kelangkaan air bersih, terutama untuk keperluan pertanian. Hal ini merupakan bukti konkret akibat kurangnya kesadaran masyarakat kita dalam berwawasan lingkungan. Jika hal ini dibiarkan, ini akan berpengaruh pula terhadap kualitas kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Dengan demikian, reformasi sektor air menjadi suatu keharusan dalam mencapai tujuan pemenuhan hak (akses) atas air bagi semua. Di mana secara nasional tujuan ini secara global dicanangkan pemenuhannya pada 2015. Untuk itu, sangatlah perlu adanya evaluasi secara menyeluruh dan independen tentang swastanisasi (sektor swasta) air selama ini, juga dalam menganalisis kemungkinan alternatif bagi pelibatan konsumen.
Penghijauan lingkungan di wilayah Indonesia haruslah kembali diupayakan dan digalakkan kembali. Bukankah sesungguhnya hal ini sudah menjadi tugas manusia pada umumnya? Pada pundak manusia terpikul sebuah amanah, dan tanggung jawab melestarikan bumi. Dan manusia sebagai khalifah fil-ardhi bertanggung jawab memakmurkan bumi atau menjadi pelaksana penghijauan lingkungan. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Alquran, berbunyi; “Dan-Dialah yang menjadikan kamu di bumi, dan Dia menjadikan kamu penduduknya kepadanya (untuk memakmurkannya”). (QS. Hud : 61).
Adapun penggunaan dan perbaikan kulit bumi lewat penghijauan adalah termasuk kegiatan beribadah kepada Allah SWT. Hal ini pun sesuai dengan hadis Rasulullah SAW, yang berbunyi; “Tidaklah seorang pun menanam pohon tanaman, kecuali Allah tulis baginya pahala (ganjaran) sesuai dengan buah (manfaat) yang dihasilkan oleh tanaman itu”. (HR. Ahmad).
Dengan adanya penerapan penghijauan lingkungan di Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan hidup di wilayah Indonesia. Disamping adanya kesadaran masyarakat yang tinggi dalam memelihara dan melestarikan lingkungan hidup dalam rangka mengantisipasi dari segala bentuk pengrusakan dan pencemaran lingkungan. Pembangunan Indonesia yang berwawasan lingkungan merupakan dasar dalam menciptakan suasana keindahan dan kenyamanan lingkungan, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang optimal.

Penghijauan Lingkungan Sebagai Solusi Utama Agar Jakarta Tidak Terkena Banjir Besar Lagi

Di Indonesia terutama di wilayah Jakarta yang menjadi daerah ibu kota negara Indonesia sudah selayaknya di lakukan penghijauan, melihat lahannya yang selalu di bangun gedung-gedung baru. Sehingga hanya sedikit lahan kosong, tetapi lahan kosong tersebut seharusnya di buat sebagai lahan untuk penghijauan agar wilayah Jakarata bisa lebih asri. Penghijauan ini juga dapat sebagai solusi agar tidak terkena banjir, melihat hanya sedikit daerah resapan air di Jakarta.
Lagi-lagi bencana akibat kerusakan alam dan lingkungan terjadi di puncak musim hujan kali ini. Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) terkena banjir, di sekitar Jawa Barat lainnya seperti Karawang, Indramayu tidak luput dari banjir dan bahkan Bandung Selatan dilanda banjir besar disertai bencana tanah longsor.

Banjir Besar Jakarta telah terjadi pada tahun 2002, 2007, dan kalau mengikuti siklus lima tahunan banjir besar akan terjadi lagi tahun 2012. Namun pada kenyataannya pada tahun 2008 juga terjadi dan memang terjadi lagi di tahun 2010 ini, sehingga siklusnya maju menjadi dua tahunan. Kampung Pulo sempat banjir sampai 3 meter dan merupakan areal terparah banjir Jakarta tahun ini. Banjir terjadi akibat pintu air Manggarai tidak sanggup menerima limpahan banjir kiriman dari areal hulu Bopunjur (Bogor, Puncak dan Cianjur) via pintu air Katulampa. Kesemua banjir tersebut diawali dengan hujan lebat malam dan dini hari kadang berlanjut hingga pagi hari di daerah hulu, dan akan semakin parah menjadi banjir besar, jika ditambah hujan yang terus menerus secara lokal di Jakarta. (Lihat artikel Waspadai Banjir Besar Jakarta: Antara Prediksi BMKG dan Ramalan Mama Lauren)

Dibutuhkan kebijakan yang serius, menyeluruh dalam arti tidak setengah-setengah untuk mengatasi banjir di Jakarta ini, selain letak geografisnya yang memang kurang menguntungkan karena berada di dataran rendah dekat pantai, masih banyak hal yang menyebabkan terjadinya banjir di Ibu Kota Jakarta.


Namun pasti ada solusi untuk mengatasi masalah banjir yang terus berulang, bukan hanya lima tahunan menjadi dua tahunan dan jangan sampai menjadi acara tahunan yang sungguh memalukan, mengingat posisi Jakarta yang sangat strategis sebagai Ibu kota Negara dan pintu gerbang utama Indonesia. Pada peristiwa banjir besar Jakarta yang lalu, kegiatan ekonomi ibukota nyaris lumpuh total. Jalan tol Bandara Sukarno Hatta pun tak terhindar dari banjir yang mengakibatkan jadwal penerbangan jadi turut banyak yang dibatalkan. Penghijauan Lingkungan adalah solusi utama untuk mengatasi banjir besar Jakarta agar tidak terus terulang lagi dan terulang lagi.

Penghijauan Lingkungan sebagai area resapan air dan paru-paru kota.
Untuk mendukung habitat lingkungan perkotaan, menurut PBB, idealnya disediakan ruang terbuka hijau sekitar 30 % dari luas kota yang bersangkutan. Kota Jakarta sekarang ini hanya memiliki ruang terbuka hijau tidak lebih dari 10 %. Minimnya area resapan air mengakibatkan aliran air hujan di permukaan tanah akhirnya akan menggenang dan menimbulkan banjir.

Selain berfungsi sebagai area resapan air dan ruang interaksi sosial, ruang terbuka hijau ini semakin penting artinya dalam mendukung program ‘Go Green’ dalam rangka mengatasi Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim ( Climate Change) yang dialami Bumi kita, sekarang ini. Selain itu juga penghijauan berperan sebagai paru-paru kota dan menyerap polusi udara terutama gas emisi CO2 yang konsentrasinya semakin menumpuk di atmosfer Bumi membentuk lapisan yang menyebabkan suhu di Bumi semakin panas.



Hutan dan taman kota seperti di Monas dan taman lingkungan seperti Taman Menteng dan yang lainnya, sangat diperlukan bahkan diperbanyak agar penghijauan di Kota Jakarta mencapai prosentase ideal atau setidaknya mendekati ideal angka 30 %.


Kebijaksanaan Ancol mengubah lapangan golf seluas 33,6 ha menjadi wahana “Ecopark” demi mewujudkan ‘Green Ancol’pastinya lebih bermanfaat secara lingkungan. Hari Rabu (24/02) pagi, para siswa sekolah dasar di sekitar Ancol yang berjumlah ratusan murid dikerahkan untuk target menanam 10.000 pohon. Kegiatan ramah lingkungan semacam ini patut didukung dan kita apresiasi.

Di bekas lapangan golf ini, segera dibangun wahana ecopark yang berbasis edutainment. Ecopark akan dilengkapi berbagai sarana yang bisa dimanfaatkan bagi pendidikan lingkungan hidup, seperti taman flora, fauna, dan fasilitas multifungsi untuk permainan petualangan di lahan terbuka (sumber berita Kompas cetak 25/02/2010 halaman 25).


Kembalikan penyimpangan peruntukan dan penggunaan lahan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai areal terbuka hijau. 

Penyempitan alur sungai akibat bantarannya banyak digunakan untuk permukiman penduduk juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Idealnya, lahan di sepanjang DAS ini ditertibkan dan peruntukannya dikembalikan sebagai jalur areal terbuka hijau minimal 5 meter ditambah jalan inspeksi untuk perawatan sungai dan penghijauan agar tetap berfungsi secara optimal. Penanaman pohon peneduh dan rumpun bambu bisa dipertimbangkan, mengingat pohon jenis ini sangat potensial untuk berfotosintesis sekaligus menangkap emisi CO2 di udara, dikarenakan penanaman bambu seluas satu juta are akan mengurangi hingga 4,8 juta ton emisi CO2 per tahun. *)


Dengan melakukan ini, otomatis ruang terbuka hijau di Jakarta akan bertambah secara signifikan. Sebaiknya penertiban dilakukan secara manusiawi dan terencana, setelah disediakan area pemukiman baru pengganti, seperti rumah susun bersubsidi yang bisa dicicil oleh warga, khususnya mantan warga penghuni sekitar bantaran sungai. Areal pemukiman baru pengganti ini pun harus menyediakan areal terbuka hijau agar tetap sehat dan nyaman dihuni.

Hijaukan ruang terbuka di sekitar Danau Buatan Kanal Banjir Barat (KBB) dan Kanal Banjir Timur (KBT). 


Penghijauan di sepanjang DAS Ciliwung, memang sangat mendesak dan harus segera dilakukan, demikian pula dengan penghijauan di sekitar KBB dan KBT juga harus dijadikan areal terbuka hijau yang bisa meningkatkan daya serap air hujan. Jika dalam penerapannya ditata dengan baik menjadi taman ditambah jalur pejalan kaki (jogging track) untuk olahraga, tentunya sangat indah dan nyaman serta meningkatkan kualitas udara lingkungan sekitar.
Khusus KBB dan KBT, jika hutan kota disekitarnya bisa dibuat terencana dengan baik, bisa dijadikan obyek rekreasi hijau alternatif yang sangat menyehatkan bagi warga Jakarta.

Koordinasi dengan penataan penghijauan lingkungan hutan pada daerah hulu Bopunjur.Kondisi Bogor Puncak Cianjur (Bopunjur) sebagai daerah resapan air yang telah mengalami banyak perubahan fisik terutama akibat penyimpangan dalam peruntukkan lahan, berperan besar memicu aliran air hujan yang nyaris seluruhnya bisa masuk dan tumpah mengalir ke Jakarta. Banyak pohon-pohon besar di hutan hulu Sungai Ciliwung ditebang dan dikorbankan untuk dijadikan rumah peristirahatan, bangunan lain atau pun peruntukan lainnya. Idealnya penghijauan yang harus dijaga kelestariannya pada areal hulu ini minimal 30 persen, namun kenyataannya sekarang banyak yang rusak dan berubah fungsi. Oleh karena itu, penghijauan hutan kembali di areal hulu Ciliwung ini adalah mutlak harus dilakukan, agar daya resap air hujan semakin optimal serta tidak langsung masuk ke areal sungai.


Hal yang mendesak lainnya adalah dicari solusi agar air hujan terutama dengan kapasitas curah yang tinggi, dapat ditahan atau ditunda alirannya jangan langsung sekaligus tumpah ke Pintu Air Katulampa. Salah satunya dengan cara membuat ‘danau buatan’ sebagai penampung air dengan kapasitas memadai dengan lokasi sebelum masuk ke Katulampa. Danau buatan semacam banjir kanal ini berfungsi sebagai filter agar tidak semua air hujan di areal Bopunjur tumpah langsung ke Katulampa. Proyek ini bisa segera direalisasikan dengan kerjasama antar gubernur bahkan sampai tingkat kementerian karena sudah menyangkut Ibukota Negara. Peran swasta khususnya perusahaan besar di Jakarta untuk turut serta membiayai tentunya sangat diharapkan, agar masalah banjir bisa diatasi secara tuntas.

Kegiatan penghijauan hutan hulu Ciliwung dengan menanam 4 ribu pohon yang dilaksanakan Nokia (Program Nokia Give & Grow) bekerja sama dengan TES-AMM Indonesia dan WWF Indonesia patut diacungi jempol. Hal ini merupakan aksi nyata dari peran kepedulian perusahaan swasta atas masalah lingkungan yang terjadi di Jakarta sebagai ibukota Negara.

Aksi hijau penanaman pohon mulai dilakukan di area hulu daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung, desa Cikoneng, Cisarua, Bogor pada awal Februari ini dengan luasi areal sekitar 10 ha. Aksi hijau dengan cara menukar HP bekas dengan tanam pohon ini mempunyai manfaat langsung dalam mencegah terjadinya banjir di Jakarta.

Perluas Areal Penghijauan Mangrove.
Perlunya ditinjau lagi Amdal dari kebijakan reklamasi pantai di Utara kota Jakarta, terutama yang menggusur areal hutan bakau (Mangrove) yang sangat berperan menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati yang ada di sepanjang pantai utara Jakarta.


Hutan bakau merupakan perisai alam utama untuk menghadapi badai dan kenaikan muka air laut (Rob). Oleh karena itu penanaman kembali Mangrove, sangat mendesak dilakukan, khususnya dalam rangka mengatasi masalah banjir di Jakarta.

Green Building’ dan Sumur Resapan sebagai solusi ramah lingkungan.
Penerapan ‘green building’ pada Ibukota Jakarta, khususnya pada bangunan perkantoran baik pemerintah mau pun swasta, jika perlu juga diterapkan pada perumahan warga-nya. Pada ‘bangunan hijau’ ramah lingkungan ini, sumber energi menggunakan energi terbarukan dari alam seperti panel matahari atau kincir angin. Hemat energi dan air diterapkan pada operasional sehari-hari. Pada halaman dan dak atap bangunan bisa diolah menjadi taman dengan berbagai tanaman untuk menciptakan lingkungan hijau.

Karena menurut penelitian ahli lingkungan dunia:
Bila satu juta atap rumah ditanami tumbuhan, 595.000 ton CO2 per tahun dapat dikurangi.
Pemasangan 100.000 turbin angin skala rumah tangga akan mengurangi 900.000 ton CO2 per tahun.
Jika satu juta rumah menggunakan sel surya untuk sumber energinya, kita bisa mengurangi emisi karbondioksida sebanyak 4,3 juta ton per tahun. *)




Kebijakan setiap bangunan di Jakarta memiliki sumur resapanmasing-masing sangatlah positif dalam rangka mengatasi masalah banjir. Demikian pula partisipasi aktif masyarakat untuk membuat resapan air berupa bioporibeserta penghijauannya di halaman rumah masing-masing sangat berdampak positif sebagai solusi mengatasi banjir, jika sebagian besar warga mau melakukannya.

Hal-hal lain yang juga sebaiknya dilakukan sebagai solusi mengatasi banjir adalah:

Perbaiki sistem drainase dan tempat penampungan air hujan.
Saluran air di wilayah kota Jakarta banyak yang tak lagi memadai dan bahkan sering diabaikan dalam menjaga fungsi yang semestinya akibat adanya kepentingan lain. Banyak saluran air yang ‘mampet’ karena banyak sampah dan tanah bekas galian beberapa instansi secara tumpang tindih dan silih berganti, sebentar ada galian untuk PAM terus PLN nantinya lagi telpon, sepertinya tidak ada koordinasi antar instansi di pemda.

Dengan kondisi ini, sistem drainase yang ada menjadi belum optimal dalam mendistribusikan air limbah dan air hujan yang datang. Jakarta berada pada dataran rendah, malah sebagian lebih rendah dari permukaan laut. Sehingga air pasang laut (Rob) juga menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, memerlukan suatu sistem yang terintegrasi untuk mendisribusikan air buangan ini, terutama saat terjadinya hujan.

Kemudian 'situ' (semacam danau) yang dulu pernah ada dan berfungsi sebagai penampung air, kini sudah beralih fungsi menjadi komplek hunian baru dan bahkan hampir tidak ada lagi. Untuk menggantikan fungsi situ yang hilang, pembangunan Banjir Kanal memang harus dilakukan sebagai tempat penampungan air hujan yang baru dan harus sudah tembus sampai ke laut agar genangan banjir bisa disalurkan dengan segera.

Ubah perilaku buang sampah sembarangan.
Perilaku buruk buang sampah di jalan, tampaknya hanya sepele, tapi selanjutnya sampah tersebut bisa terbawa angin masuk selokan sampai di sungai dan pintu air dan sebagian lagi terbawa arus hingga sampailah ke laut. Sampah anorganik seperti berbagai jenis plastik, styrofoam, kemasan aluminum foil bekas makanan ringan, minuman dan sebagainya, sangat mudah terbawa arus air. Betapa menyedihkan, beberapa pintu air dan sungai di Jakarta seolah telah menjadi tempat pembuangan sampah terbesar. Pada setiap peristiwa banjir, sebagian besar dari sampah tersebut akan semakin cepat masuk ke sungai bahkan sampai ke laut.

Untuk diketahui sampah non organik seperti plastik baru bisa terurai setelah mencapai ratusan tahun dan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem aneka satwa yang ada di sungai dan laut. Oleh karenanya perlu penyuluhan untuk meningkatkan budaya bersih di masing-masing lingkungan, terutama menyangkut perilaku buang sampah sembarangan ini.

Cegah penurunan permukaan tanah agar tidak meluas.
Terjadinya penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta terutama di bagian Barat dan Utara, terjadi akibat tanah yang belum padat dan gencarnya pembangunan fisik untuk perumahan/perkantoran ditambah tidak terkendalinya pembuatan sumur air yang disedot langsung dari tanah.

Akibat lainnya adalah masuk dan merembesnya air laut menyebabkan air tanah berubah menjadi asin dan tidak dapat diminum. Semua area yang mengalami penurunan permukaan tanah sudah pasti menjadi wilayah genangan banjir.

Cegah banjir besar dengan pembangunan dinding penahan banjir (dam).
Pembangunan proyek Banjir Kanal Timur (BKT) sejatinya berfungsi sebagai pelengkap Banjir Kanal Barat (BKB) dan diharapkan bisa berperan untuk menampung segala tumpahan air hujan terutama pada saat kritis dipuncak musim hujan. Pada kenyataannya saat puncak musim hujan kemarin, banjir tetap melanda Jakarta, padahal BKT sudah tembus ke laut. BKT tetap berfungsi terutama dalam hal mempercepat distribusi air banjir menuju laut. Sebaiknya berbagai pihak yang terkait dalam hal mencari solusi banjir, melakukan kajian kembali. Apakah semua akar permasalahan banjir seperti tersebut di atas sudah ditangani dan dikoordinasikan dengan baik atau belum sepenuhnya ?

Hal-hal tersebut di atas jika dilaksanakan dapat meminimalkan bencana terjadinya banjir. Secara makro kita bisa belajar dari Negara Belanda yang wilayahnya di bawah permukaan air laut tapi tetap mampu mengelolanya, agar tidak terjadi banjir.
Secara mikro, di saat Jakarta dilanda banjir besar tahun 2008 ada satu lingkungan di sekitar Muara Karang Pluit Jakarta Utara, yang biasanya selalu langganan banjir, bisa terhindar dari bencana ini, sementara Kelapa Gading dan sebagian besar areal Jakarta saat itu terkena banjir besar (Informasi ini didapat dari teman penulis yang kebetulan tinggal disana). Lalu, mengapa bisa ?
Ya… bisa dicegah !!! Karena seluruh warganya secara bahu membahu mau tahu dan mau bergotong royong untuk membeli pompa air yang selalu siap berfungsi menyalurkan air dari sungai penampung untuk disalurkan ke bendungan sungai banjir kanal yang menuju ke laut.

Hal yang sama tentunya bisa diterapkan pada sungai banjir kanal baik yang sudah ada di Barat mau pun di Timur, dilakukan peninggian dinding penahan banjir seperti dam pada salah satu tepi sungai minimal 150 cm dari muka jalan raya (bisa juga disesuaikan dengan kondisi peil banjir besar yang lalu), di sepanjang aliran sungai banjir kanal yang menuju ke laut. Tentunya hal ini harus dilengkapi dengan keberadaan sungai pembagi dan penampung di sepanjang tepi Sungai utama banjir kanal. Dan yang paling penting disediakan pompa air yang selalu siap dalam kondisi prima untuk menyalurkan ke Sungai utama banjir kanal dan dalam jumlah yang sangat memadai disesuaikan dengan jumnlah kebutuhan di lapangan.

Belajar dari pengalaman Negara Belanda, kita pun bisa mulai menerapkan pemasangan dam (bendungan) disepanjang pantai utara Jakarta untuk mengimbangi dinding dam tepi sungai pada KBB mau pun KBT. Hal ini juga diperlukan sebagai antisipasi menghadapi kenaikan peil muka air laut akibat mencairnya es di kutub utara dan selatan yang akan menjadi kenyataan jika warga Bumi kurang peduli pada bahaya Pemanasan Global (Baca juga: Indonesia Di Ambang Bencana Akibat Pemanasan Global).

Penutup.
Penghijauan lingkungan merupakan solusi tepat untuk mengatasi segala bencana akibat kerusakan lingkungan seperti banjir. Jika program penghijauan lingkungan dari hilir sampai dengan hulu Sungai Ciliwung dilaksanakan dengan baik, Proyek Kanal Banjir Barat mau pun Timur bisa difungsikan dengan optimal, dan sistem drainase diperbaiki, sampah dikelola secara benar serta pembangunan dinding penahan banjir (dam) dilaksanakan ditambah peran serta aktif segenap warga Jakarta dalam hal penghijauan lingkungan, banjir di Jakarta pasti bisa dicegah dan diatasi secara tuntas, semoga.

Penghijauan ( Go Green ) adalah program SAYANGI BUMI yang sangat tepat untuk dijadikan solusi, agar Bumi yang cuma satu ini, tetap bisa diwariskan serta dinikmati oleh generasi mendatang yaitu anak dan cucu kita sendiri.

Pelestarian Lingkungan Hidup



Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan.
       Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
       Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. 


       Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
  1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
  2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
  3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
  4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
  5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
  6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman. 
  7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.    
 Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut.
  1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.  
  2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata. 
  3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
  4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air. 
  5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
  6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang. 
  7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
  8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.




sumber : www.claudiuskevin.blogspot.com


Sebelumnya kita pernah mendengar kata-kat " Go Green" atau bahasa Indonesianya ya Penghijauan. Apa yang anda ketahui tentang penghijauan ?. Penghijauan adalah salah satu kegiatan masyarakat yang penting dan harus dilaksanakan secara konsepsual dalam menangani krisis lingkungan. Penghijauan pun kini sudah merupakan program nasional maupun internasional. Penghijauan sangat lah penting dilakukan oleh masyarakat, terutama pada daerah perkotaan. Dalam melaksanakan programnya penghijauan dapat dilakukan dengan berbagai macam, diantaranya dengan membangun taman kota, jalur hijau, penanaman sejuta pohon dan sebagainya. Kegiatan ini di lakukan untuk mengurangi polusi udara yang terjadi di daerah perkotaan.Sehingga polusi di daerah perkotaan tidak terlalu parah.


Peran dan Fungsi Penghijauan antara lain :

1. Sebagai paru-paru kota

Tanaman sebagai elemen hijau sebagai zat asam, yang sangat di perlukan makhluk hidup untuk proses pernapasan. Karena tanaman menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen. Oleh karena itu tanaman membantu makhluk hidup untuk bernapas. Contohnya penghijauan dilakukan di taman kota dan jalur kendaraan umum yang terlihat seperti dibawah ini.

Mengusir Penat di Taman Kota Pahlawan      

2. Sebagai pengatur lingkungan ( mikro ).

Vegetasi akan menimbulkan lingkungan setempat menjadi sejuk , nyaman, dan segar.

3. Pencipta lingkungan hidup ( Ekologis )

4. Penyeimbangan Alam ( Adapgis )

5. Perlindungan ( Protektif )

6. Keindahan ( Estetika )

7. Kesehatan ( hygiene )

8. Rekreasi dan pendidikan ( edukatif )

9. Sosial politik ekonomi

Ciptakan hutan kota fungsi dan manfaat hutan antara lain untuk memeberikan hasil, pencagaran flora dan fauna, pengendalian air tanah dan erosi, ameliorasi iklim.  Jika hutan tersebut berada di dalam kota fungsi dan manfaat hutan antar lain menciptakan iklim mikro, engineering arsitektural, estetika, modifikasi suhu, peresapan air hujan, perlindungan angin dan udara, pengendalian polusi udara, pengelolaan limbah, dan memperkecil pantulan sinar matahari, pengendalian erosi tanah, mengurangi aliran permukaan, mengikat tanah. Kontruksi vegetasi dapat mengatur keseimbangan air dengan cara intersepsi, infiltrasi, evaporasi, dan transpirasi. Dengan demikaian penghijauan penghijaun perkotaan sebagai unsur kota perlu ditingkatkan secara konsepsual meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan hatus sesuai dengan perencanaan begitu pula pemeliharaan harus dilakukan secara terus-menerus.






10 Cara Menyelamatkan Go Green











1. Hemat Energi 




  • Aturlah termometer anda beberapa derajat lebih endah dari pada musim dingin dan beberapa derajat lebih tinggi dari pada musim panas untuk menghemat biaya pendinginan dan pemanasan.
  • Instal kompak bola lampu neon ketika lampu neon lama anda terbakar.
  • Cabutlah peralatan ketika kamu tidak menggunakannya. Atau gunakan "smart power strip" yang berindera ketika semua peralatan mati dan terputus.
  • Gunakanlah rak pengering atau jemuran untuk menghemat energi.
2. Menghemat Air

  • Jangan mandi terlalu lama karena untuk mengurangi penggunaan air. Ini juga kan menghemat air dan biaya pembayaran.
  • Aturlah pancuran air. mereka tidak akan mengeluarkan tagihan yang besar, dan menghemat air juga energi.
  • Pastikan anda memiliki keran aerator di masing-masing keran. Alat ini dapat menghemat panas dan air, sambil menjaga tekanan air yng tinggi.
3. Kurangi Penggunaan Gas
  • Jalan atau gunakan sepeda untuk pergi bekerja. Ini menghemat gas dan menghemat biaya parkir sambil meningkatkan kesehatan jantung anda dan mengurangi resiko obesitas.
  • Pertimbangkan telekomunikasi jika anda tinggal jauh dari pekerjaan anda atau berjarak lebih dekat. Bahkan jika berarti membayar sewa lebih lanjut bisa menghemat uang dalam jangka panjang.
  • Melobi pemerintah setempat untung meningkatkan pengeluaran di trotoar dan jalur sepeda. Dengan sedikit biaya, perbaikan ini dapat membayar dividen yang besardalam memperbaiki kesehatan anda dan mengurangi lalu lintas.
4. Eat Smart

  • Jika anda memakan danging tambahkan satu makanan tanpa daging seminggu. Harga daging di kebanyakan toko lebih mahal di bandingkan dengan biya lingkungan dan kesehatan yang terkait.
  • Belilah beas lokal, daging organik, telur, dan susu kapanpun kamu bisa. Lebih baik kita membeli langsung pada petani lokal atau pedagang lokal untuk menjaga keuangan ekonomi lokal.
  • Lihatlah video tentantang makanan lokal atau seafood yang sangat baik.
  • Apapun pola makan anda, makanlah pada pola makanan rendah, terutama pada makanan seafood.
5. Mengurangi Penggunaan Air dalam Kemasan

  • Gunakan filter air untuk memurnikan air keran dari pada membeli air kemasan. Tidak hanya mahal, tapi juga dapat menghasilkan sejumlah limbah besar.
  • bawalah botol air agar dapat digunakan kembali, sebaiknya dari bahan alumunium bukan bahan plastik ketika anda bepergian atau ke tempat kerja.
  • Carilah artikel pendek yang terbaru tentang tren kemasan air.
6. Fikirlah Sebelum Membeli
  • Go online untuk mencari produk baru atau hati-hati dalam menggunakan produk yang bekas
  • Periksa bengkel penjualan, toko barang bekas, dan toko-toko konsinyasi untuk pakaian dan barang_barang sehari-hari lainnya.
  • Ketika melakukan pembelian, pastikan barangnya " Good Stuff" tidak " Bad Stuff".
  • Lihatlah video tentang apa yang terjadi ketika membeli sesuatu, pembelian anda memiliki dampak yang nyata, untuk lebih baik atau lebih buruk.
7. Lebih baik Pinjam daripada Membeli

  • Pinjamlah buku di perpustakaan dari pada membeli. Ini dapat menghemat uang anda.
  • Berbagilah perlatan listrik dan peralatan dengan tetangga.
8. Buy Smart

  • Gunakan baju yang tidak membutuhkan pengering. Ini dapat menghemat uang dan tidak menimbulkan luka bakar dalam penggunaan bahan kimia.
  • Investasikan dalam kualitas tinggi, produk yang tahan lama. Anda mungkin harus membayar sekarang, tapi anda bisa senang karena anda tidak perlu mengganti item berkali-kali.
9. Jauhkan Barang Elektronik dari Tempat Sampah

  • Jagalah telepon genggammu, komputer, dan alat elektronik lainnya selama mungkin.
  • Menyumbangkan atau mendaur ulangnya dan bertanggung jawab bila waktunya tiba. E-waste contains mercury dan racun lainnya adalah masalah lingkungan.
  • Daur ulang ponsel anda.
  • Meminta pemerintah setempat untuk mendirikan sebuah tempat daur ulang elektronik dan acara pengumpulan sampah berbahaya.
10. Buatlah Persedian Pembersih Sendiri

  • Rahasia besar. Anda bisa membuat dengan efektif, produk pembersih tidak mengandung racun kapanpun anda membutuhkannya. Semua yang anda butuhkan beberapa bahannya mudah seperti baking soda, cuka, lemon, dan sabun.
  • Membuat produk pembersih sendiri dapat menghemat uang, waktu, dan kemasan.

sumber : www. claudiuskevin.blogspot.com dan www.worldwatch.org
       Penghijauan selalu dilaksanakan dan dilakukan di setiap daerah terutama kota kita tercinta yaitu BOGOR. Apakah anda pernah mengikuti program tanam sejuta pohon ?. Mungkin diantara kalian pernah ada yang melakukannya ada juga yang belum melakukannya. Program tanam sejuta pohon adalah salah satu upaya untuk membantu program Go Green. Selain itu Kota Bogor juga mempunyai hutan di tengah-tengah kotanya atau yang biasa kita kita kenal adalah Kebun Raya Bogor. Kita sebagai warga kota Bogor harusnya bangga karena kita mempunyai Kebun Raya Bogor yang bisa berfungsi sebagai paru-paru kota.

    

KEBUN RAYA BOGOR

         Selain itu di sekitar jalan raya kota Bogor juga di tanami oleh pohon-pohon rindang, selain itu di beberapa jalan di kota Bogor juga bisa di jumpai deretan penjual tanaman yang bervariasi, selain untuk di jual sebenarnya tanaman yang di jual ini juga dapat bermanfaat untuk menghiasi jalanan di kota Bogor dan juga untuk membantu penghijauan di daerah kota Bogor.
         Tanpa kita sadari ataupun mungkin sudah ada yang menyadari bahwa hal-hal tersebut adalah sebagian kecil untuk program Go Green di daerah Kota Bogor. Hal ini juga dapat membuat kota Bogor semakin asri, indah, dan nyaman. Kota Bogor terletak di tengah-tengah atau kota Bogor di kelilingi oleh daerah Kabupaten Bogor, juga berada di daerah dataran tinggi. Selain itu kota Bogor juga daerah yang sering di turuni oleh hujan geografis. Hal ini bisa membantu tanaman-tanaman yang berada di daerah Kota Bogor dapat tumbuh subur.
         Setiap tahunnya di Kota Bogor selalu dilakukan gerakan tanam sejuta pohon, hal ini dapat membuat Kota Bogor semakin hijau. Dan lebih baik lagi kita juga membantu program Go Green di daerah sekitar lingkungan rumah anda atau sekolah anda. Janganlah menebang pohon sembarangan.




Jum'at, 29 Juli 2011 , 08:10:00


PENGHIJAUAN: Sekretaris DPD Partai Golkar KotaBogor Heri Cahyono menanam bibit pohon Pucuk Merah di kawasan Terminal Bubulak, kemarin.
BOGOR-Semakin menyempitnya ruang terbuka hijau (RTH) dan banyaknya lahan gersang di kotahujan, membuat DPD Partai GolkarKota Bogor terketuk hati untuk berbuat lebih.

Kemarin, DPD Partai Golkar KotaBogor menyumbang sekaligus menanam sebanyak seratus unit pohon Pucuk Merah di sepanjang Jalan Raya Bubulak, tepatnya dikawasan Terminal Bubulak.

Kepedulian lingkungan dari kader-kader partai berlambang pohon beringin ini terbilang cukup prestisius. Sebelumnya, Golkar juga telah menyumbangkan sebanyak 60 pot tanaman hias yang di-plotting ke berbagai jalan protokol.

“Gagasan ini merupakan bukti nyata Golkar ingin memberdayakan kembali keasrian Kota Bogor. Mudah-mudahan pemkot bisa menyambut baik kegiatan ini menjadi sebuah kegiatan yang berkesinambungan,” terang Sekretaris Umum (Sekum) DPD Partai Golkar Kota Bogor, Heri Cahyono kepada Radar Bogor, kemarin.

Jebolan Master Manajemen Pemasaran Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini juga dipercaya sebagai Wakil Ketua Bidang Fiskal dan Moneter Dewan Nasional Hortikultura RI, ini mengatakan,Bogor dahulu dikenal sebagai kota yang nyaman, sejuk dan asri lengkap dengan pohon-pohon rindang. Namun, saat ini kondisinya sudah jauh berbeda.

“Kita harapkan kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai elemen masyarakat, partai politik dan ormas yang ada di Bogor. Lingkungan yang indah akan membentuk semangat hidup baru,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Kota Bogor Cheppy Harun, mengatakan, sumbangan seratus pohon Pucuk Merah ini merupakan sumbangan ketiga yang diberikan pihaknya untuk membantu penghijauan kota.

Sengaja dipilih jalan protokol sebagai media penghijauan karena saat ini banyak median jalan yang mulai gersang.

“Sebelumnya kita gulirkan bantuan tanaman dan 35 pot di Jalan Sholeh Iskandar. Nah, mudah-mudahan gagasan ini akan berkepenjangan untuk menciptakan Bogor yang asri, nyaman dan sejuk,” tekannya.

Menyambut tekad Golkar ini, Kepala Bidang Pertamanan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)Kota Bogor, Dian Herdiansyah, mengatakan, pihaknya sangat antusias dengan gagasan kader-kader partai berlambang pohon beringin itu.

Kondisi ini dikarenakan sampai saat ini, Bogor memang terbilang butuh perhatian lebih terutama menyangkut penghijauan dan pemberdayaan taman.

“Kita mohon dukungan dari semua elemen. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini bisa berlanjut dan diikuti elemen masyarakat lainnya,” pintanya, saat meng­ha­diri penanaman bersama Pohon Pu­cuk Merah di Jalan Bubulak, kemarin.(yus)

sumber berita di atas : www.radar-bogor.com

 
      GREEN LIFESTYLE


    Untuk mendukung program Go Green bukan hanya terfokus pada tanaman saja tapi juga bisa dengan Lifestyle atau gaya hidup yaitu di kota Bogor juga melaksanakan program Car Free Day yang dilaksanakan setiap hari Minggu di daerah sekitar Sempur mulai pukul 05.00 s/d 09.00, hal ini dilakukan karena untuk meningkatkan hidup sehat dan mendukung program Go Green. 

"Car Free Day" ; Hiburan Alternatif Masyarakat Bogor




Tidak diperkenankannya kendaraan melewati ruas jalan Jalak Harupat hingga Taman Kencana; serta beberapa ruas jalan Juanda menjadikan hiburan dan kesempatan tersendiri masyarakat Bogor yang memamfaatkan kesempatan tersebut untuk berinteraksi satu dengan yang lain, berolahraga dan berdagang meskipun hanya dari jam 06:00 s/d 09:00 Wib.

Menurut Irma dan Nurul, warga Bogor yang memanfaatkan kesempatan "Car Free Day Bpgpr" tersebut untuk olahraga mengatakan perlunya peningkatan jumlah waktu dan kualitas kegiatan "Car Free Day" seperti menambah jumlah ruas jalan yang digunakan dalam kegiatan seperti pada ruas jalan Sudirman Bogor. Meskipun kegiatan "Bogor Car Free Day" ini untuk mengurangi emisi yang dikeluarkan masyarakat Bogor melalui pelarangan beroprasinya kendaraan berbahan bakan BBM pada jam tertentu melewati ruas jalan tertentu ini, tetapi tetap saja masyarakat Bogor membuang sampah tidak pada tempatnya atau sembarangan selama kegiatan tersebut dilakukan. Memang sepanjang jalan Djuanda dan Jalak Harupat tidak ditemukan tempat sampah yang dapat digunakan untuk membuang sampah.
Irma lebih menyoroti kondisi di ruas jalan Djuanda di depan Istana Bogor yang digunakan masyarakat baik dari Kota Bogor maupun luar Bogor untuk melihat-lihat Istana Bogor sambil memberi makan rusa yang dipelihara disekitar Istana. Sayuran seperti wortel dan kangkung yang dijual pedagang dadakan yang biasa muncul di sekitar pagar Istana Bogor dijadikan makanan untuk rusa-rusa tersebut. Memberi makan rusa menjadikan hiburan tersendiri untuk masyarakat. Tetapi kegiatan tersebut menyisakan sisa-sisa makanan dan sayuran di sepanjang pagar Istana Bogor jalan Djuanda tersebut.
 



sumber : www.kotahujan.com